TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pegiat LP Maarif NU tidak surut untuk aktif dalam organisasi perempuan Fatayat Nahdlatul Ulama, itulah kiprah guru sekaligus pengurus bidang penjaminan mutu SMP dan MTs di PW LP Maarif NU Jawa Timur yang saat konferwil Fatayat tanggal 2 Februari lalu mendapat amanat menjadi Ketua PW Fatayat Jawa Timur.
Sosok tersebut adalah Dewi Winarti, perempuan kelahiran Surabaya 10/06/1976 yang juga pernah menjabat ketua PW IPPNU Jawa Timur ini menjadi inspirasi para guru-guru di lingkungan LP Maarif NU untuk aktif dalam kegiatan pemberdayaan perempuan.
Sebagai pengurus PW LP Maarif NU Jawa Timur, Dewi sapaan akrabnya, ikut aktif dalam mendesain kurikulum keagamaan ditingkat SMP dan MTs di lingkungan LP Maarif NU.
Bahkan sebagai anggota bidang penjaminan mutu LP Maarif NU terlibat dalam perumusan program pengembangan madrasah.
Di sela-sela menjadi guru, dia juga sempat meluangkan waktunya memberikan semangat kepada para perempuan muda yang tergabung dalam Fatayat. Program tersebut seperti penyuluhan masalah kesehatan, buruh migran, dakwah dan juga pendampingan keluarga muda warga Nahdlatul Ulama.
“Pengalaman berorganisasi di NU yang saya dapatkan, mulai menjadi pengurus rayon PMII Tarbiyah IAIN Sunan Ampel kemudian aktif di PW IPPNU Jawa Timur hingga saat ini di PW Fatayat Jatim,” kata istri Ahmad Faiz ini.
Sebagai seorang istri dan ibu dari tiga anak ini, ia memang dituntut bisa membagi waktu untuk LP Maarif NU, sekolah dan juga fatayat, terutama saat tugas ke luar kota. Konsekuensi ini merupakan tanggung jawab dari amanah yang dia dapatkan.
Saat ditanya mengenai prioritas program menjadi nahkoda PW Fatayat Jawa Timur ini, Dewi berharap nantinya organisasi yang dia pimpin mampu melanjutkan program yang lama dan melakukan pendampingan pendidikan bagi ibu-ibu keluarga muda.
Menurutnya pendidikan keluarga sangat penting karena karena rata-rata wali murid di sekolah dan madrasah adalah anggota fatayat. “Karena itu perlu pemberdayaan melalui parenting ibu-ibu muda sekaligus peningkatan prestasi pendidikan usia wajib sekolah generasi Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Bagi Dewi, mengelola PW Fatayat Jawa Timur nantinya harus banyak mengkolaborasi program bersama PW LP Maarif NU Jawa Timur dalam berbagai hal terutama mengangkat isu-isu pendidikan keluarga, guru perempuan dan juga dakwah Aswaja untuk para perempuan muda Nahdlatul Ulama. (*)