Oleh: Yoyok Amirudin
Penulis adalah Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang dan Pengurus LP Maarif NU Jawa Timur
Tanggal 13 Juni 2020, kementerian pendidikan menjadwalkan PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/SMK masuk. Di berbagai daerah siswa ada yang hadir ke sekolah (tatap muka) dan ada yang sekolah dari rumah (online). Hal ini melihat perkembangan covid-19 di daerahnya masing-masing. Tidak ada kata menyerah dalam pendidikan di tengah wabah. Saatnya hidup berdampingan dengan corona dengan mematuhi protokol kesehatan.
Dengan masuknya sekolah di tengah wabah, yang terpenting adalah keselamatan siswa. Kewaspadaan dan antisipasi perlu ditumbuhkan lagi kepada pemangku pendidikan. Tidak hanya kepala sekolah dan guru, tapi siswa juga di edukasi agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Karena belum terlihat adanya penurunan dari jumlah pasien positif covid-19. Cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker menjadi kewajiban sekarang bagi siapa saja dan dimana saja.
Setelah pembelajaran jarak jauh (daring) selama 3 bulan, guru dan murid rasanya tidak bersabar untuk bertemu, saling menyapa, bertukar pikirian, berbagi ilmu, dan berbagi pengalaman. Seolah ingin menyambung kesanadan sebuah ilmu, maka dibutuhkan bertemu antara guru dan murid. Ini menjadi pro kontra ketika pembelajaran dilakukan daring terus. Bagaimana dengan sanadnya ilmu? Bagaimana kebarokahan dari seorang guru? Bagaimana karakter yang dicontohkan guru kepada muridnya?.
Dalam kitab Alala terbitan Pondok Lirboyo bahwa untuk meraih ilmu yang manfaat dan sukses dibutuhukan 6 (enam) perkara: dzakaun, wa hirsun, wastibarun, wa bulghotun, wa irsyadu ustadz, wa thulu zaman (kecerdasan, kecintaan, kesabaran, biaya, petunjuk ustadz, dan waktu yang lama). Yang perlu ditekankan saat pembelajaran daring adalah isryadu ustadz (petunjuk guru). Jangan sampai seorang siswa dengan konsep merdeka belajar di lepas selepas-lepasnya. Ibarat anak berumur 6 tahun dilepas di tengah hutan. Bukannya membuat pintar tapi membahayakan.
Disinilah peran seorang guru, memberikan petunjuk yang jelas dalam mengoptimalkan skill yang dimiliki siswa. merdeka belajar memberikan ruang lebih kepada siswa untuk mengeksplor kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya agar meningkat. Sumber belajar tidak hanya dari guru semata, teknologi yang semakin canggih ini juga bagian dari sumber belajar. Dengan bimbingan dan petunjuk guru siswa mencari sendiri sumber belajar dari orang tua, internet atau sumber lainnya.
Oleh karena itu, guru butuh semangat baru di tahun pelajaran baru. Pembelajaran dengan cara convensional bukan lagi jamannya, pembelajaran dengan cara teacher centered (berfokus pada guru) dikurangi, saatnya pembelajaran student centered (berfokus pada murid). Kreativitas dan pembaharuan dalam metode pembelajaran terus dikembangan guna menumbuhkan minat bakat siswa.
Mempersiapkan tahun ajaran baru tidak hanya guru saja yang repot, namun orang tua juga mempersiapkannya. Kita melihat setiap tahunnya orang tua disibukkan dengan seragam baru, sepatu baru, buku baru bagi anaknya. Bahkan untuk mendapatkan tempat duduk di depan bagi anaknya, orang tua rela berangkat jam 3 pagi ke sekolah untuk cepat-cepatan boking tempat duduk dengan menandai tas dipaku pada meja. Namun itu semua, kini tidak ditemui lagi kejadian itu lantaran wabah covid-19 belum mereda. Sehingga memaksa pembelajaran dilakukan dalam kondisi daring (pembelajaran jarak jauh).
Disini kerjasama antara guru dan orang tua dimaksimalkan. Siswa megang hp dalam durasi waktu lama itu mengerjakan tugas sekolah atau main game orang tua harus tahu. Jangan sampai orang tua dikelabuhi oleh anaknya dengan dalih tugas sekolah daring. Disamping itu orang tua juga mencarikan sumber lain disamping tugas dari guru. Bisa mengakses website yang sudah dirilis oleh kemendikbud untuk pembelajaran.
Mengambil dari website kemendikbud RI ada 12 platform aplikasi yang siap untuk di akses oleh siswa Indonesia. Rumah belajar, Meja kita, Icando, indonesiaX, Google for education, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Ruang Guru, Sekolahmu, zenius, dan Cisco webex. Aplikasi itu semua menyediakan konten-konten pembelajaran untuk menunjang pengetahuan siswa.
Dengan mengakses berbagai aplikasi di atas jangan sampai lupa menginformasikan kepada guru. Gurulah yang mengetahui perkembangan belajar siswa. sehingga mana yang perkembangan keilmuan siswa sejalan dengan kurikulum yang sedang dipelajari di sekolah. Tahun pelajaran baru tidak hanya bajunya yang baru, namun semangat dan niatan baru dalam menuntut ilmu.