Babat, maarifnujatim.or.id ~ Program kerjasama diseminasi pembelajaran literasi antara INOVASI dengan LP Maarif memasuki agenda evaluasi hasil pendampingan Fasilitator Daerah (Fasda) di Babat Lamongan.
Turut hadir dalam evaluasi kali ini, Sunan Fanani (Manajer program INOVASI Maarif NU Jatim), Tim program INOVASI PW Maarif, serta semua fasilitaor daerah yang sudah ditunjuk oleh Pengurus Cabang.
Dalam kegiatan yang digelar dengan model diskusi santai ini, semua fasda diminta untuk menyampaikan secara bergantian hasil temuan dari pendampingan yang sudah dilakukan pada sekolah sasaran program literasi dalam penerapan proses belajar mengajar.
Sunan menjelaskan, “Kegiatan ini merupakan evaluasi tentang adanya perubahan yang terjadi pada madrasah sasaran program setelah adanya intervensi serta menerima penguatan pengetahuan dan keterampilan selama periode pelatihan.” dikutip pada Sabtu (11/6/22)
Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan banyaknya model pembelajaran, salah satunya memanfaatkan media pembelaran baik berupa digital maupun pemanfaatan barang bekas pakai yang banyak tersedia di sekitar lingkungan bisa dijadikan pendukung guru sehinggan proses pembelajaran di kelas lebih menyenangkan.
“Apakah guru ketika proses pembelajaran di kelas sudah terbiasa dengan menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik serta mendesain keadaan kelas sebaik mungkin sehingga siswa lebih nyaman dan menyenangkan seperti adanya pojok baca atau memajang hasil karya siswa di kelas” lanjut Sunan.
Dengan adanya program pembelajaran literasi di Babat ini, Sunan berharap nantinya guru yang sudah mendapatkan penguatan pengetahuan dan keterampian selama periode pelatihan bisa mengimbaskan atau menyebarluaskan apa yang sudah didapat serta bisa memotivasi guru-guru lainnya agar lebih kreatif lagi dalam pembelajaran di kelas.
“Harapan kita setelah program kerjasama ini berakhir, terjadi banyak perubahan yang lebih baik pada guru-guru yang sudah mendapatkan program pelatihan serta mendesiminasikan dan memotivasi guru-guru lainnya yang belum pernah tersentuh program ini, semisal mendorong guru untuk membuat media pembelajaran, berbagi pengalaman bagaimana cara mengkondisikan susana pembelajaran lebih menyenangkan, serta tidak pilih kasih dalam mengajar siswa.” Tutup pria yang juga menjadi dosen di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya ini.